Bayangkan Anda menggunakan wallpaper dengan gambar pepohonan karena Anda mencintai suasana hutan. Bukankah ironis bila untuk memasangnya Anda tidak menggunakan lem untuk wallpaper ramah lingkungan?
Secara simultan, kerusakan alam terus-menerus terjadi. Perkembangan teknologi bukannya membuat alam semakin terjaga namun justru semakin rusak. Siapa yang bertanggung jawab atas masalah ini? Jawabannya tentu semua penghuni bumi.
Fenomena global warming seakan menjadi warning bagi semua orang. Mulai dari fenomena ini, lahirlah berbagai produk yang diklaim “green” atau ramah lingkungan. Produk-produk green pun mulai banyak disukai masyarakat dengan kesadaran yang kian meningkat. Perkembangan ini bila dijaga tentu akan berdampak baik bagi alam sekitar.
Sebagai warga biasa kita pun bisa ikut berkontribusi menekan laju kerusakan alam. Contohnya dengan hanya menggunakan barang-barang yang tidak memiliki efek buruk terhadap alam. Salah satunya adalah lem untuk wallpaper. Bukankah sangat ironis bila kita memasang wallpaper gambar pemandangan alam tapi menggunakan lem yang membahayakan alam itu sendiri?
Banyak Lem Mengandung Zat Toksik
Waspadalah. Banyak produk adhesive atau lem di pasaran yang tidak memiliki standar keamanan baik. Berbagai merek lem telah diselidiki mengandung zat-zat yang toksik bagi ekosistem. Secara umum, zat-zat tersebut bisa dibedakan menjadi:
VOC
VOC adalah singkatan dari Volatile Organic Compounds. Dalam Bahasa Indonesia, VOC bisa didefinisikan sebagai senyawa organik mudah menguap. Jenis senyawa ini akan menjadi gas bila dibiarkan terbuka pada sebuah ruangan. Ia akan menguap dari bahan lem dan mempolusi seluruh ruangan. Contoh senyawa VOC adalah xylena, toulena, benzena, dan formalin.
Logam Berat
Contohnya timbal. Timbal atau Pb tak jarang ditemukan pada jenis-jenis lem tertentu. Padahal, Pb bisa menyebabkan gangguan organ dalam.
Lem untuk Wallpaper Ramah Lingkungan Baik untuk Kesehatan
Dengan memilih lem yang ramah lingkungan, kita juga bis menjaga kesehatan keluarga. Tahukah Anda bahwa kandungan toksik lem bisa menyebar sebagai polusi dalam bangunan? Fenomena ini sering disebut sebagai sick building syndrome. SBS sebagai singkatan dari peristiwa tersebut ditandai dengan gangguan kesehatan ringan, berat, hingga tidak optimalnya pertumbuhan fisik serta mental.
Fenomena SBS di negara-negara yang ketat regulasinya termasuk rendah. Di Indonesia sendiri di mana regulasi mengenai masalah keamanan masih longgar, jelas fenomena SBS sangat tinggi. Hanya saja, memang tidak banyak yang menaruh konsen pada masalah ini. Padahal, dampak SBS sangat mengerikan. Kita sendiri bisa melihat hasilnya dengan membandingkan kualitas hidup di negara maju dan di Indonesia.
Rekomendasi Untuk Anda
- Jenis Lem Kayu untuk Mebel dengan Kualitas Aman dan Ramah Lingkungan
- Cegah Global Warming dengan Lem untuk Konstruksi Ramah Lingkungan!
- Supplier Lem Kayu Ramah Lingkungan Crossbond Untuk Konstruksi Jembatan Taman
- Grosir Lem Kayu Ramah Lingkungan Crossbond Untuk Wooden TV Set
- Agen Lem Kayu Ramah Lingkungan Crossbond Bagus Untuk Barn Wood Table
- Mengeruk Untung dengan Lem Kayu Ramah Lingkungan
Pilihan Menarik Lainnya
- Beda Jenis Wallpaper, Beda Lemnya lho
- Cara Menempelkan Wallpaper ke Dinding Gypsum Ternyata Mudah lho
- Cara Memperbaiki Wallpaper Mengelupas dengan Adhesive Phaethon
- 7 Keuntungan Memasang Wallpaper pada Tripleks dan Tips Melakukannya
- Cara Pasang Wallpaper Lantai dengan Lem Crossbond X4 dan Eva Pheethon
- Pasang Wallpaper Dinding Gypsum, Rumah Jadi Kelihatan Indah
- Penting! 9 Tips Memasang Wallpaper
- 5 Kriteria Lem untuk MDF Hijau yang Bagus dan Produk Rekomendasi Kami
- Merek Lem untuk Wallpaper yang Bagus
- Yuk Bahas Bersama MDF Hijau (Green Fiberboard) Bersama Tim Crossbond
- Inspirasi Ide Wallpaper yang Bagus dengan Berbagai Kesan
- Jual Lem untuk Wallpaper Berkualitas dan Murah, Di Sini Tempatnya