Wajib Tahu! Ini Aneka Jenis Kegagalan Pengeleman!

0
1962
jenis kegagalan pengeleman

Proses pengeleman saat adhesive berikatan dengan media dan menciptakan bonding yang kuat tidak terjadi begitu saja. Berbagai hal termasuk kecocokan adhesive dengan adherent harus diperhatikan. Demikian juga kualitas masing-masing bahan yang digunakan. Pada artikel ini, lemkayu.net akan mengulas mengenai beberapa jenis kegagalan pengeleman sekaligus solusi yang sebaiknya diambil agar tidak terjadi permasalahan tersebut.

promo produk finishing natural oil dan sanding sealer

Penting dan Rumitnya Pengeleman

Sejak 200.000 tahun yang lalu, manusia sudah mengenal adhesive. Tercatat, manusia Neanderthal menggunakan tar untuk merekatkan alat-alat kayu yang mereka gunakan. Sampai saat ini pun, di mana perlengkapan kita sudah demikian canggih, lem dan proses pengelemannya masih terus dilakukan. Sebabnya apalagi kalau bukan nilai penting akan pengeleman itu sendiri. Pada tahapan inilah komponen produk dapat menyatu dengan baik. Kursi dapat membentuk kursi karena kaki dan bagian atasnya disambungkan. Begitu pula lemari bisa menjadi lemari ketika komponennya disatukan satu sama lain.

perawatan kayu alami natural oil

Memahami pentingnya adhesive, banyak teknologi dan ilmu pengetahuan yang dikembangkan di bidang ini. Namun harus diakui, bahwa sampai saat ini pun, pengeleman adalah bidang yang rumit. Kita tak bisa sembarangan membuat lem untuk merekatkan semua jenis benda. Sebab, kita harus memperhatikan berbagai aspek mulai dari kecocokan kimia lem dengan permukaan adheren hingga kecocokan lem dengan lokasi di mana lem itu diaplikasikan. Tapi yang jelas, usaha-usaha ini dilakukan supaya proses produksi menjadi semakin lancar.

Perlunya Memahami Berbagai Jenis Kegagalan Pengeleman

Meskipun krusial, sayangnya tak semua perekatan yang kita lakukan pasti akan berhasil. Apalagi dengan fakta bahwa pengeleman adalah hal yang rumit sebagaimana disebut di atas. Padahal, tahapan ini sangat penting dalam proses pembuatan suatu produk, mulai dari pembuatan kursi, kayu, dan berbagai benda lainnya.

promo produk biovarnish wood filler

Salah satu usaha yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir kegagalan pengeleman adalah dengan mengetahui aneka jenis kegagalan pengeleman itu sendiri. Harapannya, dengan pengetahuan tersebut, kita dapat menghindari penyebab kegagalan perekatan dan mengambil solusi yang tepat bila diperlukan.

Apa saja aneka tipe kegagalan pengeleman itu? Secara umum, kegagalan bonding bisa dibedakan menjadi dua. Berikut ini akan kami jelaskan keduanya.

Jenis Kegagalan Pengeleman

Sebetulnya ada banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap kegagalan perekatan antara dua permukaan media yang direkatkan. Secara umum, kita mengenal faktor-faktor seperti sinar matahari, suhu, dan kelembaban,

1. Panas sinar matahari dapat menyebabkan ikatan menjadi lemah. Sebab elektron sinar matahari tersebut bisa merusak ikatan adhesive-adherend atau adhesive-adhesive yang ada.
2. Tekanan yang terlalu kuat, dapat membuat permukaan adheren terpisah satu sama lain.
3. Dan lain sebagainya

Akan tetapi bila dilihat berdasarkan lokasi atau di mana kerusakan itu terjadi, maka kegagalan pengeleman bisa dibagi menjadi dua yakni cohesive fracture dan adhesive fracture.

Kerusakan Kohesif (Cohesive Fracture)

Keretakan kohesif atau cohesive fracture terjadi saat kerusakan ditemukan pada area polymer atau sebagian besar pada area tersebut yang terdiri dari polimer lem. Pada kasus ini, permukaan adheren biasanya akan tertutupi oleh bekas-bekas lem yang rusak.

Varian cohesive fracture ada juga yang disebut sebagai cohesive near the interface fracture. Sebagaimana istilahnya, kerusakan ini terjadi pada bagian polimer lem yang dengan interface.

Kegagalan Lem atau Adhesive Fracture

Kegagalan adhesive disebut juga sebagai interfacial fracture. Pada jenis kegagalan pengeleman ini, terjadi pelepasan ikatan (debonding) antara adhesive dengan adheren atau media. Pada kebanyakan kasus, terjadinya kegagalan ini ditemukan sepanjang keretakan bagian retaknya adhesive yang lebih kecil.

Penyebab Kegagalan Perekatan lainnya

Di lapangan, selain kedua jenis kegagalan pengeleman di atas, kerusakan juga dapat terjadi akibat berbagai penyebab lainnya atau malah perpaduan antara berbagai penyebab yang ada. Berikut ini dua contoh tipe kegagalan perekatan lainnya tersebut.

Kombiniasi

Kerusakan kombinasi atau perpaduan antara kohesif dan adesif terjadi ketika retakan ditemukan pada titik-titik area cohesive dan lainnya pada area interfasial. Mixed fracture atau kegagalan pengeleman seperti ini dapat ditentukan berdasarkan persentase kerusakan pada area kohesi dan adesi.

Ketidak-cocokan Lem dan Adheren

Kegagalan pengeleman juga bisa terjadi tatkala adherend dan adhesive memiliki sifat berlainan. Misalnya adhesive punya karakter lebih keras dibanding adheren. Pada kasus seperti ini, lem akan terikat hanya pada salah satu media atau adherent saja dan membekas terhadap media yang lainnya. Contoh, saat Anda melepas label harga, Anda bisa mengamati bahwa lemnya yang dipakai masih membekas pada permukaan media dan labelnya. Kerusakan seperti ini adalah kerusakan kohesif.

Solusi atas Berbagai Jenis Kegagalan Pengeleman

Berbagai persoalan kegagalan pengeleman di atas dapat diatasi setelah kita paham sumber penyebabnya. Dengan demikian, solusi yang bisa diambil antara lain:

1. Memilih lem yang cocok dengan medianya. Hindari lem yang terlalu “keras” sifatnya pada adheren. Mudahnya, saat Anda hendak mengelem kertas, maka pakailah lem yang memang diformulasikan untuk kertas, bukan kayu atau malah besi. Demikian juga saat kita ingin mengelem serat alam, ada baiknya memakai lem yang dapat dipakai pada natural fiber.
2. Selalu gunakan lem dengan kualitas bonding yang baik. Hindari juga lem yang mudah rusak. Misalnya mudah rusak karena paparan kelembaban. Perhatikan di mana lem itu akan digunakan dan kenali resistensi lem pada faktor terberat pada lokasi penempatannya. Contoh, lem untuk decking hendaklah lem yang punya tingkat resistensi baik terhadap cuaca outdoor. Misalnya saja Crossbond X4. Hindari lem yang kurang tahan lama, meskipun adhesive tersebut kuat sekalipun.
3. Memilih lem yang daya kohesif dan adhesifnya bagus. Lem yang ideal bukan hanya lem yang mampu mengikat media saja, tapi juga mampu mengikat polimernya sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan manufaktur lem untuk mengatasi persoalan seperti ini. Misalnya saja dengan menerapkan inner cross linker modifier yang terdapat pada lem-lem PVAc Crossbond X3 dan Crossbond X4.
4. Pastikan saat melakukan pengeleman, media sudah benar-benar siap. Artinya, media harus kering, bersih, dan tidak punya noda-noda minyak. Adanya debu, noda, atau air dapat merusak ikatan atau bonding lem dengan adheren. Bila ini diabaikan, kerusakan interfasial sudah pasti akan terjadi.
5. Pastikan selalu untuk menjaga lem dalam kondisi bersih. Simpan lem yang tak terpakai pada wadah tertutup dan tidak berdebu. Sebab adanya debu-debu dalam lem juga dapat menjadi sumber kegagalan pengeleman.

Lem Kayu untuk Gitar yang Tepat

Selain kelima tips di atas, jangan lupa untuk selalu mengikuti rekomendasi pemakaian adhesive menurut manufaktur adhesive bersangkutan. Bila perlu, tanyakan pada CS manufaktur lem terkait untuk aplikasi spesifik yang hendak Anda terapkan. Dengan demikian, Anda tak perlu susah-susah mengatasi berbagai jenis kegagalan pengeleman di atas. Dan karena itu pulalah, sebaiknya pilih lem dengan manufaktur yang selalu menyediakan layanan konsultasi setiap waktu.

Semoga bermanfaat!

promo produk white agent wa-250
perawatan kayu alami natural oil

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here